3 Jam Terjebak di Masa Silam

Monday, August 2, 2010

planet evolution (info) ,

Tanggal 4 Agustus 1951, fajar belum lagi menyingsing. Laut bergemuruh oleh derai
ombak yang menghantam karang di kawasan pesisir Puys, Prancis.



Subuh yang tenang dan damai. Namun hari itu berubah menjadi pengalaman
menakutkan bagi dua turis perempuan asal Inggris yang sedang berlibur di
Puys.


Puys, sebuah desa tepi pantai dekat pelabuhan Dieppe di Normandy, Prancis
menjadi lokasi wisata alternatif dengan pemandangan pantai, beting, dan tebing
karang. Romantis untuk sebagian orang yang suka laut. Hal ini yang mendorong dua
turis perempuan itu memilih Puys sebagai tempat liburan musim gugur. Namun
pengalaman liburan itu menjadi kenangan tak terlupakan bagi mereka.


Subuh hari itu, kedua turis perempuan itu terbangun oleh gaduhnya suara
tembakan gencar. Suara itu semakin menguat dengan rentetan tembakan yang semakin
gencar disusul jeritan dan tangisan yang sangat kacau, lalu terdengar dengung
sejumlah pesawat pembom, ledakan bom, tembakan mortir dan tembakan, teriakan…
Keduanya kaget bukan kepalang. Mereka kini seolah berada di tengah kancah
pertempuran hebat.


Suara demi suara pertempuran itu tetap menggema dan terdengar jelas oleh
mereka. Namun mereka tak berani bergeming keluar dari kamarnya. Hanya tiarap dan
bersembunyi ketakutan di sudut kamar. Tubuh menggigil akibat suara tembakan dan
ledakan yang kadang terdengar sangat dekat, atau suara-suara perintah khas
militer dalam bahasa Inggris dan Jerman, jeritan kesakitan, dan isak tangis.


Selama kurang lebih tiga jam mereka mendengar jelas semua suara pertempuran
di luar sana. Sampai akhirnya suara-suara mengerikan itu semakin samar… samar…
dan hilang! Debur gelombang menghantam karang sayup kembali terdengar. Fajar
sudah menyingsing.


Setelah menenangkandiri, keduanya kemudian memberanikan diri keluar kamar.
Dengan takut-takut mereka mengintip keluar jendela. Pemandangan di luar sana
normal. Tak ada bekas pertempuran baru sama sekali. Hanya rumah, karang, pantai,
pepohonan… suasana hariandi Puys.


Keduanya kemudian bertanya-tanya kepada beberapa orang yang berada di dkat
sana, apakah mereka mendengar suara pertempuran barusan? Semua hanya menggeleng
dengan wajah bingung. Tak ada kegaduhan apapun apalagi suara tembakan dan
ledakan bom. Seorang penduduk lokal yang agak tua mengatakan tak ada pertempuran
baru di Normandia setelah D-Day “Operation Overlord” (1945) dan Operation
Jubilee (1942). Sang kakek menjelaskan bahwa Pelabuhan Dieppe, Puys and
Pourville merupakan titik pendaratan pasukan gabungan Sekutu (Inggris, Kanada,
AS dan Polandia) dalam Operation Jubille 19 Agustus 1942.


Lantas, apakah yang sebenarnya terjadi? Kedua turis Inggris itu tak mengerti.
Mereka sangat yakin bahwa apa yang mereka dengar adalah sebuah pertempuran yang
bahkan seolah bisa mereka lihat. Dalam kebingungan, mereka kemudian membuat
laporan ke otoritas setempat mengenai fenomena tersebut. Mulanya laporan itu
diabaikan, namun akhirnya sebuah lembaga khusus di Inggris tertarik akan hal
tersebut.

Detail yang Mencengangkan

British Society
of Psychical Research lah yang kemudian melakukan riset dan penelitian terhadap
fenomena tersebut. Mereka sangat yakin bahwa apa yang dialami dua turis
perempuan Inggris itu adalah bagian dari misteri alam yang tidak terpecahkan.
Namun mereka punya asumsi, kemungkinan keduanya telah terjebak dalam “kedutan
waktu”. Suatu fenomena terbukanya semacam portal energi di suatu tempat yang
memungkinkan orang bisa merasakan apa yang telah terjadi di masa lalu.
Benarkah?


Mungkin saja benar. Karena penelitian terhadap laporan perempuan itu memang
menunjukkan kesamaan peristiwa dengan kejadian nyata di Puys dalam gelar
Operation Jubilee, yaitu operasi tempur pendaratan Sekutu di Normandia untuk
memukul Jerman yang bercokol di Prancis pada 19 Agustus 1942. Operasi itu gagal
dan kemudian menjadi bahan pertimbangan penting untuk gelar operasi tempur
berikutnya “Operation Overlord” D-Day 6 Juni 1945 yang sukses mengalahkan
dominasi Jerman di Prancis.


Bukti-bukti kebenaran akurasi cerita kedua turis itu dibuktikan dengan kros
cek terhadap arsip data rahasia militer yang tidak pernah dipublikasikan.
Hasilnya ada sejumlah besar persamaan persitiwa yang mencengangkan semua
pihak.


Walau pun kedua perempuan itu mengetahui kisah tentang Operasi Jubilee di
Dieppe dari banyak literatur saat itu, mereka tak akan mendapat detail penting
seperti yang tercantum dalam arsip rahasia militer itu. Namun kenyataannya
mereka memapar data detail yang hampir persis sama dengan arsip militer
tersebut.

0 komentar:

Post a Comment

silahkan memberikan komentar anda terhadap artikel ini