Titan Terbukti Punya Lautan

Monday, July 2, 2012

planet evolution (info) ,
NASA Titan

Keberadaan lautan di bawah permukaan Titan, bulan raksasa Planet Saturnus, telah lama diduga. Dalam penelitian terbaru, NASA mengonfirmasi bahwa lautan di bawah permukaan Titan memang benar-benar ada.

NASA melakukan studi dengan bantuan wahana antariksa Cassini yang mengorbit Saturnus sejak tahun 2004. Mereka memanfaatkan saat di mana Cassini melayang di jarak terdekat dengan Titan pada tahun 2006 dan 2011.

Riset fokus pada pengukuran gravitasi dan pengamatan fenomena pasang surut. Ilmuwan mengamati percepatan Cassini untuk mengukur gaya gravitasi. Pengukuran gravitasi akan membantu ilmuwan memecahkan misteri interior Titan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Titan mudah menyusut dan meregang. Kecepatan deformasi tersebut menunjukkan bahwa interior Titan terdiri dari material yang fleksibel, berupa lautan.

"Lautan di bawah permukaan Titan sudah diperkirakan, tapi sebelumnya masih berupa spekulasi. Pengukuran ini menunjukkan pada Anda bahwa lautan itu memang ada," kata Luciano Less, pemimpin studi dan pakar geodesi dari Università La Sapienza di Roma.

Lautan diperkirakan ada di 100 kilometer atau kurang dari permukaan Titan. Meski demikian, kedalaman dan komposisi lautan ini belum diketahui. Juga, belum diketahui apakah ada kehidupan di lautan itu.

"Kami belum bisa mengatakan kedalaman laut itu 10 kilometer atau 100 kilometer. Kami hanya tahu bahwa ada lautan di sana," ungkap Iess seperti dikutip Space, Kamis (28/6/2012).

"Pengukuran kami tidak dapat mengatakan apa pun tentang adanya kehidupan di Titan, tetapi ada banyak molekul organik di sana, dan ada air, jadi ada banyak komponen yang mendukung kehidupan," tambahnya.

Hasil studi ini dipublikasikan di jurnal Science, Kamis kemarin. Diketahui bahwa bukan hanya Titan yang memiliki lautan di bawah permukaan. Lautan juga diduga ada di satelit Jupiter, Ganymede, Callisto, dan Europa.
Sumber :
kompas.com

Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Titan Terbukti Punya Lautan

Sisa-sisa Dapur Purba Ditemukan di China

planet evolution (info) ,
Science Tembikar tertua ditemukan di Gua Xianrendong, Provinsi Jiangxi Cina, berasal dari masa 20.000 tahun lalu.

isa-sisa dapur purba, berupa tembikar berbahan tanah liat, ditemukan di Gua Xianrendong, Provinsi Jiangxi China.
Ilmuwan mengungkapkan, tembikar yang ditemukan berusia 20.000 tahun dan merupakan tembikar tertua yang ditemukan di dunia. Tembikar sebelumnya yang diklaim tertua berusia 2.000-3.000 tahun lebih muda.
Ofer Bar-Yosef, arkeolog dari Harvard University yang terlibat penelitian, mengatakan bahwa tembikar diduga menjadi bagian dari dapur purba karena memiliki cekungan yang diduga digunakan untuk memasak.

"Apa yang mungkin terjadi di China adalah pembuatan tembikar dimulai dari 20.000 tahun lalu dan tak pernah berhenti," kata Yosef seperti dikutip The New York Times, Kamis (28/6/2012).

Menurut peneliti, penemuan tembikar ini sekaligus mengungkap karakteristik masyarakat China dibanding masyarakat di belahan dunia lain.

"Dapur China selalu berbasis pada proses memasak dan mengukus. Mereka tidak pernah membuat roti seperti di wilayah Asia lainnya," ungkap Yosef.

Masyarakat yang memakai tembikar ini diduga masih berburu dan meramu. Pertanian di China baru dikenal 10.000 tahun lalu.

China berbeda dengan wilayah Timur Tengah. Wilayah ini sudah mengenal pertanian 1.000 tahun sebelum China memiliki kebiasaan mengolah makanan yang berbeda.

"Dapur Timur Tengah mungkin berbasis barbeque dan roti pita. Untuk membuat roti pita, Anda tak membutuhkan tembikar. Anda tinggal menggiling bijinya, mencampur dengan air, dan memanggangnya," urai Yosef.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Science yang terbit minggu lalu.


kompas
Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Sisa-sisa Dapur Purba Ditemukan di China

Cara Baru Mendeteksi "Alien"

planet evolution (info) ,
NASA Gundukan pasir yang bergelombang di Kawah Herschel di Planet Mars yang berpindah sekitar dua meter antara 3 Maret 2007 dan 1 Desember 2010. Wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) milik NASA memperlihatkan gundukan-gundukan pasir dan gelombang pasir yang bergerak di permukaan Mars di beberapa lokasi.

Peneliti dari University of Cantebury menemukan cara baru untuk mendeteksi keberadaan alien atau makhluk hidup di luar angkasa, terutama yang berupa mikroba.
Cara tersebut dikembangkan berdasarkan pengetahuan produksi metana dan hidrogen lewat hidrolisis olivin atau serpetinisasi. Proses tersebut di Bumi terjadi saat mineral olivin bereaksi dengan air menghasilkan serpentina di sekitar wilayah ventilasi hidrotermal.
Christopher Oze dan timnya melakukan tes serpentinisasi dalam skala laboratorium. Ia mengukur rasio hidrogen dan metana yang dihasilkan. Hasil uji ini merepresentasikan rasio hidrogen dan metana, dengan kondisi tak ada makhluk hidup.
Tahap selanjutnya, Oze mengukur rasio hidrogen dan metana secara alami, yang merepresentasikan hasil proses serupa saat ada makhluk hidup. Kedua hasil itu kemudian dibandingkan, dan ternyata terdapat perbedaan di antara kedua hasil. Jika ada kehidupan, maka kelimpahan metana lebih besar.
"Cara ini memberikan momen ketika kita akhirnya menyadari bahwa metode ini bisa digunakan untuk mencari adanya kehidupan di planet lain," urai Oze seperti dikutip Discovery, Rabu (27/6/2012).

Dengan cara ini, pencarian kehidupan di Mars, misalnya, bakal bisa dilakukan dengan lebih mudah. Manusia di Bumi cukup mengirim robot dengan perangkat yang mampu menganalisis rasio hidrogen dan metana untuk mengendus adanya alien.
Sumber :
DISCOVERY , Kompas

Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Cara Baru Mendeteksi "Alien"