Asteroid Besar Akan Melintas Dekat Bumi

Sunday, April 10, 2011

planet evolution (info) ,
NASA Asteroid Mathilde 253 berukuran 59 x 47 km yang direkam pada 27 Juni 1997.

Tandai kalender pada 8 November 2011. Asteroid YU55 yang berdiameter hampir 400 meter akan melintas sangat dekat dengan Bumi. Jaraknya 0,85 kali jarak Bulan ke Bumi.

Asteroid yang ditemukan 6 tahun yang lalu itu tidak berisiko menabrak Bumi meskipun Minor Planet Center di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, memasukkan jalur asteroid itu dalam kategori "asteroid berpotensi bahaya." Asteroid itu tidak dapat dianggap remeh sehingga penelitian perlu dilakukan.

Para ilmuwan berencana untuk membuat model tiga dimensi dari YU55 sekaligus memprediksi densitas dan bentuknya. Saat YU55 berada sangat dekat dengan Bumi, hal itu dianggap sebagai saat yang tepat untuk memulai penelitian.

Dengan mengetahui kecepatan berputar, bentuk, kepadatan, dan informasi lain, ilmuwan dapat mengetahui lokasinya saat tak berada di dekat Bumi. Dengan demikian, model prediksi bisa dibuat untuk meramal posisi asteroid beberapa dekade atau abad ke depan.
Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Asteroid Besar Akan Melintas Dekat Bumi

mencari kehidupan baru

planet evolution (info) ,
NASA

Oleh Agnes Aristiarini

KOMPAS.com — Dalam Frankenstein, buku klasik karya Mary Shelley yang terbit tahun 1818, Victor Frankenstein mengumpulkan potongan-potongan mayat dan menjahitnya menjadi tubuh yang utuh. Menggunakan aliran listrik, Frankenstein berhasil menciptakan kehidupan meski kemudian menyesalinya.

Dalam kehidupan nyata, manusia memang tak henti-hentinya mencari jawaban, apakah kehidupan ini ada karena suatu kuasa atau semata-mata proses alam?

Ada berbagai teori dan percobaan menyangkut asal-usul kehidupan. Dalam buku The Grand Design (2010), fisikawan Stephen Hawking bersama Leonard Mlodinow menjelaskan tentang penciptaan ini. Menurut mereka, ”Tata surya dapat membentuk dirinya sendiri karena ada hukum alam, seperti gravitasi. Maka, penciptaan spontan adalah sumber adanya ’sesuatu’ dan bukan kehampaan, adanya alam semesta dan adanya kita.”

Sebelum itu, para ahli biokimia sudah merumuskan berbagai teori dan menguji coba di laboratorium. Salah satu yang fenomenal adalah uji laboratorium yang dilakukan Stanley Miller, kandidat doktor di University of Chicago, Amerika Serikat, tahun 1953.

Miller mereproduksi kondisi atmosfer purba dengan hidrogen, air, metana, dan amonia dalam bejana dan memanasinya. Dalam seminggu ia menemukan endapan senyawa organik penyusun kehidupan: asam amino.

Ragam asam amino itu—glisin, alanin, aspartik, dan glutamik—adalah unsur dasar pembentuk protein, penyusun struktur sel, dan berperan penting dalam reaksi biokimia yang dibutuhkan kehidupan.

Bukti baru

Pekan lalu, Lembaga Aeronautika dan Antariksa AS (NASA) memublikasikan hasil pengujian terhadap bahan penelitian Miller. Bahan ini, dengan alasan yang tidak pernah diketahui, tidak pernah dicoba sampai Miller meninggal tahun 2007.

Bahan ini mengandung hidrogen sulfida (H2S) yang belum pernah digunakan sebelumnya. ”Hidrogen sulfida berfungsi menstimulasi kondisi awal atmosfer kita,” kata Eric Parker dari Georgia Institute of Technology, Atlanta, dalam situs resmi NASA.

Parker adalah penulis utama laporan ilmiah tersebut dalam The Proceedings of the National Academy of Sciences.

”Sungguh mengagetkan, dengan menggunakan H2S, asam amino yang dihasilkan jauh lebih kaya dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya,” ujar Profesor Jeffrey Bada dari Scripps Institution of Oceanography, University of California. Ia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Total diperoleh 22 jenis asam amino dan 10 jenis di antaranya belum pernah ditemukan dalam percobaan serupa. Salah satu dari asam amino tersebut, metionin, berperan besar dalam kode genetik. ”Metionin menginformasikan pada sel untuk menerjemahkan suatu desain menjadi protein,” kata Dr James Cleaves dari Carnegie Institution of Washington, anggota tim peneliti.

Kesimpulannya, penelitian menunjukkan peran gunung berapi pada pembentukan senyawa organik awal. Seperti diketahui, gunung berapi adalah sumber sulfur yang berlimpah. Kilat cahaya yang muncul saat gunung meletus, seperti aliran listrik yang membangkitkan kehidupan. Dengan demikian, kawasan gunung berapi bisa jadi menjadi lokasi awal mula kehidupan karena merupakan daerah yang kaya senyawa organik, baik jenis maupun jumlahnya.

Penelitian lebih lanjut pada meteorit— partikel antariksa yang tidak habis terbakar di atmosfer dan jatuh ke Bumi—menunjukkan bahwa selain kaya unsur karbon, meteorit juga mengandung beragam asam amino. Maka, bisa jadi molekul penting yang berperan dalam kehidupan berasal dari antariksa dan mempercepat munculnya kehidupan karena bahan bakunya sudah siap bersenyawa.

”Kami menemukan bahwa tipe asam amino yang dihasilkan dengan menambahkan H2S ternyata hampir sama dengan asam amino pada meteorit yang kaya karbon,” tutur D Jason Dworkin dari NASA Goddard yang memimpin Laboratorium Astrochemistry NASA.

Awal mula

Meski demikian, kerja Miller tak lepas dari teori-teori yang dihasilkan para ahli biokimia sebelumnya. Menurut John Haldane dari Inggris tahun 1929, atmosfer pada zaman Bumi purba tidak memiliki oksigen bebas.

Kemudian Haldane dan Aleksander Oparin dari Soviet menyatakan, ”Semua bahan baku kehidupan sudah ada di Bumi sejak awal mula, demikian juga dengan energi dari Matahari dan proses yang belum diketahui, tapi memicu munculnya kehidupan.”

Di Amerika, tahun 1952, ahli biokimia Harold C Urey mengelaborasi teori Haldane dan Oparin dengan menyebutkan unsur-unsur yang ada sejak terbentuknya semesta, yaitu hidrogen, oksigen, nitrogen, dan karbon. Inilah yang kemudian membentuk air, amonia, dan metana sebagai unsur dasar pembentuk kehidupan.

Adalah Stanley Miller yang kemudian mengombinasikan ide Haldane, Oparin, dan Urey dalam percobaannya. Selain menemukan senyawa organik penyusun kehidupan, percobaan Miller juga membuktikan betapa mudah asam amino terbentuk.

Pada tahun yang sama, 1953, penemuan struktur DNA—deoxyribonucleic acid yang membawa kode genetik—semakin membuktikan besarnya peran senyawa organik dasar menyusun kehidupan. Penemuan DNA juga membuka pemahaman terhadap beberapa senyawa, di antaranya asam nukleid, yang bisa bereplikasi dan mewariskan kehidupan.

Semua penelitian di atas mengarah pada pembentukan asam amino sebagai langkah awal evolusi. Akan tetapi, betulkah semua ini proses alam semata seperti yang dipercaya Hawking dan Mlodinow, ataukah ada kehendak Yang Kuasa?


Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - mencari kehidupan baru

"Donat" di Langit, UFO atau Bukan?

planet evolution (info) ,
YOUTUBE Fenomena berbentuk donat yang tertangkar radar di Belgia, 15 Maret 2011.

Fenomena penampakan berbentuk donat di angkasa di langit Belgia ditangkap oleh radar cuaca baru-baru ini. Sebelumnya, fenomena yang sama juga pernah ditangkap di Australia pada tahun 2010.

Apa sebenarnya donat angkasa itu? Beberapa orang sempat menyangkanya UFO. Tapi tak perlu takut, sebab donat itu ialah fenomana alam biasa yang disebabkan oleh salju yang mencair di atmosfer.

Marc Dantonio, analis foto dan video dari Mutual UFO Network, mengatakan bahwa donat itu disebut melting circle. Ini terjadi di wilayah yang luas sehingga membentuk anomali berbentuk cincin.

Ketika menangkap citra salju yang mencair, radar tak bisa menangkap area yang berada persis di atas antena, disebut "cone of silence". Akibatnya, terbentuk citra serupa donut dengan bagian tengahnya yang seolah berlubang.

"Radar hanya bisa menangkap bagian luar dari wilayah yang bisa dijangkau, yaitu bagian luar dari donut itu. Sementara, bagian dalam tergantung dari sudut radar mengarah ke angkasa," ucap Dantonio yang organisasinya berupaya memecahkan teka-teki UFO.

Fenomena donut ini hanya satu dari banyak fenomena akibat cuca yang bisa ditangkap oleh radar. Menurut Dantonio, fenomena ini tak seharusnya diidetntikkan UFO, tetapi mestinya dinamai IRA (Identifiable Radar Anomalies).

Fenomena donut ini hanya bisa diamati pada layar radar cuaca. Donut tampak besar pada layar sebab radar memiliki range ukuran yang baik. Jika radar berada di gunung, donut mungkin tampak lebih besar, dengan lubang yang lebih besar pula.

Citra donut angkasa ini hanya tampak sekejap saja di layar radar. Ini disebabkan radar hanya mengemisikan sinyal setiap tujuh detik setiap jamnya.


Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - "Donat" di Langit, UFO atau Bukan?

Fosil Serangga Tertua Ditemukan Utuh

planet evolution (info) ,
Jacob Benner/Tufts University Fosil serangga berusia 300 juta tahun yang ditemukan di belakang pusat perbelanjaan di North Attleboro, Massachusetts, Amerika Serikat tahun 2008.

Sebuah fosil serangga dengan badan yang masih lengkap berhasil ditemukan. Umur fosil diperkirakan 300 juta tahun atau merupakan fosil serangga tertua di dunia.

Penemuan fosil tersebut mengejutkan karena ditemukan tahun 2008 di belakang pusat perbelanjaan di North Attleboro, Massachusetts, Amerika Serikat.

"Seperti menang lotere," kata pemimpin studi, Richard J Knecht, murid geologi dari Tufts University, saat ia mengetahui temuan yang dianggap jarang ini.

Serangga yang ditemukan itu berukuran 7,6 sentimeter diduga terjebak dalam lumpur cukup lama. Kakinya seolah digerakkan untuk bersiap-siap terbang. Demikian dijelaskan Knecht pada 2008.

Tubuh serangga terbang biasanya tidak awet karena sifat mereka yang lembut dan rapuh. Ilmuwan biasanya hanya menemukan sisa-sisa sayap yang tidak mudah dicerna oleh predator.
Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Fosil Serangga Tertua Ditemukan Utuh