Tsunami Jepang Memecah Es Antartika

Saturday, August 13, 2011

planet evolution (info) ,

Tsunami di Jepang Maret lalu memecahkan gunung es di Antartika. Ukuran gabungan seluruh pecahan mencapai dua kali Kota Manhattan, Amerika Serikat.

Para peneliti dari NASA berhasil mendeteksi ombak tsunami Jepang bergerak sejauh 13.600 kilometer. Ombak tersebut mencapai daerah kutub selatan 18 jam setelah tsunami di Jepang. Gelombang yang tingginya hanya 30 sentimeter itu membuat gunung es yang berasal dari bongkahan es Sulzberger terpisah.

Selain gelombang, es di Antartika juga diperkirakan memiliki hubungan dengan aktivitas seismik. Saat gempa dan tsunami terjadi, getaran yang timbul cukup untuk membuat retakan pada es Antartika.

Menurut catatan sejarah, es Sulzberger belum pernah beranjak dari tempatnya selama 46 tahun. Baru setelah hingga tsunami Jepang melanda, Sulzberger bergerak. "Di masa lalu, ada peristiwa seperti ini, namun kami masih mencari sumbernya. Sekarang kami tahu ternyata gempa dan tsunami Jepang, salah satu peristiwa terbesar di dalam sejarah, bisa jadi penyebab," jelas spesialis kriosfer, Kelly Brunt.

Setelah tsunami terjadi, Brunt dibantu Emile Okal dari Northwestern University dan Douglas Macayeal dari University of Cicago langsung meneliti pecahan es yang mengambang di laut menggunakan satelit. Setelah melihat lebih dekat dengan bantuan radar European Space Agency Satellite (ENVISAT), ditemukan dua gunung es, salah satunya diperkirakan sebesar Kota Manhattan.

"Ini merupakan contoh bagaimana peristiwa di Bumi ini terhubung satu sama lain walaupun dengan jarak yang sangat jauh. Hal ini juga menjelaskan bagaimana sistem yang sepertinya tidak berkaitan ternyata sangat berkaitan," ungkap MacAyeal. (National Geographic Indonesia/Arief Sujatmoko)


Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Tsunami Jepang Memecah Es Antartika

Planet Terhitam yang Pernah Ditemukan

planet evolution (info) ,

Astronom berhasil menemukan planet terhitam yang mungkin lebih hitam dari arang. Planet itu bernama TrES 2-b dan merupakan planet gas raksasa seukuran Jupiter. Planet ini dideteksi untuk kali pertama pada tahun 2006 oleh Trans Atlantic Exoplanet Survey (TReS).

TrES-2b hanya bisa merefleksikan kurang dari 1 persen cahaya bintang. "TrES-2b bahkan kurang reflektif dari cat akrilik hitam," kata David Kipping dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics seperti dikutip AFP, Jumat (12/8/2011).

TrES-2b mengorbit bintang GSC 03549-02811 yang terletak pada jarak 750 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Draco. Jarak TrES-2b dengan bintangnya sangat dekat, hanya 5 juta kilometer. Bandingkan dengan jarak Bumi-Matahari yang mencapai 150 juta kilometer.

Karena jarak TrES-2b dan bintangnya dekat, suhunya begitu panas, atmosfernya dimasak hingga suhu 1.000 derajat celsius. TrES-2b mengemisikan cahaya merah redup, seperti warna kumparan pada kompor listrik yang dinyalakan.

Astronom telah menyelidiki sebab kehitaman planet. Memang, keberadaan senyawa penyerap cahaya seperti uap sodium, potasium, dan titanium oksida terdeteksi. Namun, semua senyawa itu belum bisa menjelaskan kehitaman ekstrem TrES-2b. "Belum jelas apa yang menyebabkan planet ini sangat gelap," kata David Spegel dari Princeton University yang juga terlibat penelitian.

Penyelidikan lanjut masih akan dilakukan nanti. Penemuan planet ini dipublikasikan di Monthly Notices Royal Astronomical Society, Inggris, bulan ini. TrES-2b adalah salah satu planet yang dideteksi dengan wahana antariksa Kepler.


sumber : kompas.com


Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Planet Terhitam yang Pernah Ditemukan

Mirip UFO Teronggok di Dasar Laut Baltik

Monday, August 8, 2011

planet evolution (info) ,

Keberadaan obyek menyerupai piring terbang ditemukan tim eksplorasi bawah laut di Laut Baltik, sebelah timur laut Eropa.

"Bentuknya lingkaran besar berdiameter 20 meter, ada di kedalaman sekitar 100 meter. Posisinya berada di laut antara Finlandia dan Swedia," ujar ketua tim eksplorasi, Peter Lindberg. Tim juga menemukan jejak kehancuran lingkungan di sekitar lokasi penemuan reruntuhan di Teluk Bothnia. Kehancuran lingkungan mungkin terjadi akibat pergerakan mesin di sepanjang dasar lautan.

Temuan tersebut menimbulkan sejumlah spekulasi di kalangan pemerhati fenomena UFO. Surat-surat kabar di Swedia memuatnya sebagai berita utama. Namun, Lindberg sendiri tidak berpendapat benda yang ditemukannya berasal dari luar Bumi. Ia menganggap obyek itu serupa Stonehenge di Inggris.

Temuan obyek misterius di dasar laut bukan baru kali ini terjadi. Formasi batuan "Bimini Road" di perairan Karibia kerap dianggap sebagai jejak jalan dan dinding sebuah peradaban yang tenggelam. Namun, belakangan, para ahli geologi memastikan bahwa bongkahan hanya batuan pantai biasa.
Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Mirip UFO Teronggok di Dasar Laut Baltik

Anjing "Ajaib" Bisa Menyala dalam Gelap

planet evolution (info) ,

Anjing bernama Tegon punya kemampuan bersinar dalam gelap. Tegon adalah anjing kloning yang dihasilkan ilmuwan Korea Selatan untuk penelitian penyakit manusia, seperti alzheimer dan parkinson.

"Tegon bisa bersinar di bawah sinar ultraviolet jika diberi antibiotik doxycycline," ungkap Lee Byeong-chun, ketua tim peneliti dari Seoul National University (SNU).

Tegon yang lahir pada 2009 memang bukan anjing hasil kloning pertama yang dihasilkan SNU. Pada 2005 ada Snuppy, yang lahir dari uji coba 2.000 sel telur yang kemudian tumbuh menjadi 1.000 embrio. Dari jumlah itu, hanya satu ekor Snuppy yang dihasilkan.

Proses yang sama kemudian diimplementasikan untuk membuat Tegon, seekor anjing betina jenis beagle (anjing pemburu kecil). Bedanya, Tegon adalah anjing hasil kloning pertama yang bisa bersinar dalam gelap dengan sinar berwarna hijau. Uniknya lagi, sinarnya bisa dihidupmatikan jika Tegon diberi antibiotik tertentu melalui makanannya.

Kemampuan menghidupkan dan mematikan gen warna ini penting artinya dalam penelitian. Ilmuwan bisa memonitor efek suatu zat yang ditambahkan pada gen tersebut. Sebagai contoh, gen beta-amyloid diketahui sebagai penyebab kerusakan fungsi saraf dalam penyakit alzheimer. Dengan menghidupkan gen tersebut lalu memonitor fungsi saraf setelahnya, dapat menghasilkan petunjuk tentang perkembangan alzheimer.

"Pembuatan Tegon membuka wawasan baru mengingat injeksi gen yang dapat membuat anjing ini bersinar bisa digantikan dengan gen-gen penyebab penyakit-penyakit fatal pada manusia," kata Byeong-chun. Penelitian ini sengaja menggunakan anjing sebagai hewan percobaan karena terdapat sekitar 268 penyakit yang sama-sama bisa diidap oleh manusia dan anjing.

Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal internasional Genesis. Ilmuwan menghabiskan waktu selama lima tahun dan biaya penelitian sebesar 3,2 miliar won untuk membuat anjing dan melakukan berbagai uji coba yang diperlukan untuk keperluan verifikasi.(
Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Anjing "Ajaib" Bisa Menyala dalam Gelap

Jamur Raksasa Ditemukan di China

planet evolution (info) ,

Jamur terbesar yang pernah didokumentasikan ditemukan tumbuh di permukaan bawah sebuah pohon di China. Demikian BBC memberitakan, Senin (1/8/2011).

Jamur dari spesies Fomitiporia ellipsoidea itu berusia lebih dari 20 tahun. Tubuh buahnya berukuran panjang 10,85 meter, lebar 82-88 sentimeter, dan ketebalan 4,6-5,5 sentimeter. Berdasarkan tes kepadatan, jamur ini berbobot 400-500 kilogram dan mampu menyimpan 450 juta spora.

Penemuan jamur ini mematahkan rekor jamur terbesar yang sebelumnya ditemukan di Kew Garden, Inggris, pada tahun 2003. Kala itu, peneliti menemukan Rigidoporus ulmarius yang berdiameter 150 sentimeter dengan keliling lingkaran 425 sentimeter.
Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Jamur Raksasa Ditemukan di China

Bukti Alam Semesta Lebih dari Satu

planet evolution (info) ,

Benarkah ada alam semesta selain yang kita diami sekarang? Teori fisika modern membenarkannya. Berdasarkan teori itu, semesta tak cuma satu, dunia adalah dunia yang multiverse. Semesta tempat kita hidup berada dalam sebuah gelembung di mana ada semesta lain yang terdapat di dalamnya. Tabrakan antarsemesta adalah hal yang mungkin terjadi.

Fisikawan dari University College London (UCL) kini mengembangkan cara untuk mendeteksi jejak tabrakan itu. Mereka membuat simulasi langit dengan atau tanpa tabrakan dan mengembangkan algoritma dasar untuk menentukan citra yang sesuai dengan data radiasi gelombang mikro kosmos dari Wilkinson Microwave Aniostropy Probe (WMAP) milik NASA.

Metode yang dikembangkan para ilmuwan itu dipublikasikan di jurnal Physics Review Letters dan Physical Review D yang terbit Juli 2011. Algoritma yang dikembangkan memiliki keampuhan sebab bisa menyelesaikan masalah yang sering dihadapi saat ini dalam mendeteksi jejak tabrakan antarsemesta.

"Semua pola-pola yang didapatkan dalam data acak terlalu mudah untuk diinterpretasikan lebih (seperti klaim penemuan pahatan wajah Mahatma Gandhi di Mars yang ternyata citra gunung). Jadi kami berhati-hati dalam melihat data, seberapa mungkin tanda tabrakan ini cuma kebetulan," kata Daniel Mortlock, ilmuwan UCL yang terlibat penelitian ini.

Mortlock mengatakan, dengan mengembangkan metode untuk mendeteksi tabrakan, teori bahwa dunia terdiri atas banyak semesta bisa dibuktikan atau dibantah. Selama ini, beberapa klaim penemuan jejak tabrakan antarsemesta ada, tapi belum bisa dipastikan bahwa jejak yang dimaksud adalah hasil tabrakan atau hanya noise dalam data.

Seperti dikutip Physorg, Rabu (3/8/2011), Stephen Feeney, pelajar UCL yang terlibat penelitian itu mengungkapkan, "Penelitian ini memberikan kesempatan untuk membuktikan teori yang benar-benar mengejutkan, bahwa kita ada dalam dunia yang multiverse, di mana semesta lain juga eksis di dalamnya." Bukti Alam Semesta Lebih dari Satu


Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Bukti Alam Semesta Lebih dari Satu

Bumi Pernah Punya Dua Bulan?

planet evolution (info) ,

Bumi pernah punya dua bulan. Satu bulan berukuran kecil dan bulan lain berukuran 3 kali lebih lebar dan 25 kali lebih berat. Hal itu diungkapkan oleh astronom University of California, Erik Aspaugh, dan timnya dalam publikasi di jurnal Nature, Rabu (3/8/2011).

Dua bulan itu bersanding dengan Bumi hingga akhirnya bertabrakan yang disebut "Big Splat" dan terjadi pada 4,4 miliar tahun yang lalu. Dalam peristiwa itu, bulan yang lebih kecil menabrak bulan yang lebih besar. Saat itu, dua bulan yang konon terbentuk dari planet yang menghantam Bumi 100 juta tahun sebelumnya itu masih berusia muda.

Tabrakan berlangsung dengan kecepatan 8.000 km/jam, tergolong lambat secara astronomi. Saking lambatnya, Aspaugh mengumpamakan, "Orang akan bosan melihatnya sebab bahkan butuh waktu 10 menit bagi kancing untuk bisa terpendam di Bulan."

Akibat tabrakan lambat, batuan di dua bulan tidak meleleh. Bahkan, tak ada kawah yang tercipta karenanya. Material dari bulan yang lebih kecil hanya berhamburan di muka bulan yang lebih besar atau Bulan yang kita kenal sekarang.

Seperti diwartakan Foxnews, Rabu, Aspaugh mengungkapkan, tabrakan dua bulan itu menjelaskan mengapa permukaan Bulan yang jauh dari Bumi lebih berbukit-bukit. Menurut Aspaugh, bukit-bukit itu berasal dari hamburan material hasil tabrakan.

Jay Melosh dari Purdue University yang tak terlibat penelitian ini mengatakan, teori dua bulan ini ramai dibicarakan dalam konferensi NASA membahas proyek robotik ke Bulan di masa depan yang berlangsung minggu ini. "Tak ada yang salah dengan teori ini. Bisa saja benar, bisa saja salah," kata Melosh memberi tanggapan.

Benar atau salah, yang jelas Aspaugh beranggapan, "Dua bulan itu memang ditakdirkan bertabrakan. Tak ada jalan keluar dari itu." Bulan yang lebih besar memiliki gravitasi yang begitu kuat sehingga bulan yang lebih kecil tidak mampu melawan pengaruhnya.


Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Bumi Pernah Punya Dua Bulan?

Minggu Ini, Badai Matahari Sambar Bumi

planet evolution (info) ,

Tiga letupan besar di permukaan Matahari sepanjang minggu lalu bakal menimbulkan gelombang badai elektromagnetik yang menyambar Bumi dalam beberapa hari ini. Dampak badai Matahari bisa menyebabkan gangguan satelit, perangkat telekomunikasi, serta elektronik dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah Amerika Serikat bahkan secara khusus mengeluarkan peringatan risiko tersebut.

"Badai Matahari yang akan terjadi berikutnya mungkin memiliki level sedang atau kuat," kata Joseph Kunches, ilmuwan dari Space Weather Prediction Center, divisi dari National Oceanic and Atmospheric Adaministration (NOAA).

Kunches mengungkapkan, badai Matahari yang terjadi minggu lalu dan berikutnya bisa berdampak pada satelit komunikasi dan Global Positioning System (GPS) dan bahkan dapat menciptakan aurora yang bisa dilihat dari wilayah Minesota dan Winconsin, Amerika Serikat.

Aurora yang tercipta, disebut aurora borealis, merupakan cahaya alami yang bisa dilihat di wilayah Artik dan Antartika. Fenomena itu terbentuk akibat tumbukan antara partikel berenergi tinggi dengan atom di lapisan atas atmosfer.

Menurut NOAA, kerusakan besar akibat badai Matahari jarang terjadi, namun pernah dilaporkan adanya dampak serius. Pada tahun 1989 misalnya, badai Matahari mengakibatkan pembangkit listrik di Quebec, Kanada, lumpuh sehingga warga setempat harus hidup tanpa listrik selama berjam-jam.

Sementara, dampak terbesar badai Matahari terjadi pada tahun 1859. Badai Matahari melumpuhkan sistem komunikasi telegraf di seluruh dunia dan mencipatakan aurora yang bisa dilihat hingga Karibia.

Sistem telegraf dilaporkan terus mengirimkan sinyal walaupun baterai telah dicopot. Bagaimana dengan dampak badai Matahari kali ini? Kunches mengungkapkan, "Saya pikir badai Matahari yang terjadi kali ini tak akan mendekati itu. Ini akan ada pada angka dua atau tiga dari lima pada skala NOAA Space Weather."

Tapi, tetap harus diwaspadai. Badai Matahari pertama yang terjadi minggu lalu mengakibatkan sedikit dampak di Bumi. Sementara badai yang kedua lebih kuat. Yang ketiga, masih belum dilaporkan, tetapi kemungkinannya bisa memperburuk badai Matahari yang kedua atau tidak berdampak sama sekali.

Direktur Space Weather Prediction, Tom Bogdan, mengatakan bahwa puncak badai Matahari terjadi setiap 12 tahun sekali. Seperti dikutip Reuters, Jumat (5/8/2011), ia memperkirakan badai Matahari berikutnya akan terjadi pada tahun 2013.


Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - Minggu Ini, Badai Matahari Sambar Bumi

NASA Temukan "Aliran Sungai" di Mars

planet evolution (info) ,

Kamera High Resolution Imaging Science Experiment (HiRiSE) yang ada pada Mars Reconaissance Orbiter (MRO) berhasil menangkap citra guratan pada kawah curam di Mars. Para ilmuwan mempercayai, guratan tersebut merupakan tanda keberadaan air yang mengalir layaknya sungai.

"Ini adalah air masa kini, bukan yang terdapat di masa lalu," kata Alfred McEwen, pakar ilmu keplanetan dari University of Arizona yang terlibat penelitian ini. Ia mengatakannya dalam konferensi pers yang diadakan NASA, Kamis (4/8/2011). "Penjelasan paling masuk akal dari hasil observasi sejauh ini adalah aliran air asin," sambung McEwen.

Meski demikian, ia buru-buru menegaskan bahwa hasil observasi yang dipublikasikan hari ini di jurnal Science ini bukanlah bukti keberadaan aliran air secara langsung. Meski demikian, alternatif penjelasan selain air mengalir masih belum ada.

"Membandingkan dengan Bumi, sulit menjelaskan bahwa guratan terbentuk dari aliran zat lain. Pertanyaannya adalah, apakah ini terjadi di Mars, dan bila ya, mengapa hanya di tempat tertentu," jelas Richard Zurek, pimpinan proyek MRO dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

McEwen menjelaskan, dari guratan yang ditinggalkan, tampak bahwa air yang mengalir memiliki kekentalan yang tinggi, membuatnya lebih mirip dengan aliran sirup. Namun, McEwen menuturkan, "Kami belum tahu salinitas atau keasinan dari air yang mengalir itu."

Guratan-guratan itu merupakan guratan musiman yang terbentuk di musim panas membuat penampakan gelap dan seolah menghilang di musim dingin. Guratan sudah ditemukan di 7 lokasi dan kemungkinan di 20 lokasi lainnya lagi. Salah satunya ada di sekitar kawah Newton. Setiap lokasi penemuan kurang lebih memiliki 1000 guratan yang jika dilihat berbentuk seperti jari.

Lisa M Pratt, pakar biogeokimia dari Indiana Univerity mengatakan, guratan yang ditemukan bisa berpotensi menjadi tempat tinggal makhluk hidup, jika memang ada. Di Bumi, mikroba bisa hidup di air asin yang tak pernah membeku, atau bahkan bisa mengalami dormansi di air beku.

"Ini sangat spekulatif karena kita tidak tahu apakah ada organisme di sana, atau apakah pernah ada sebelumnya," kata Pratt seperti dikutip the New York Times hari ini.

Guratan-guratan pada kawah Mars itu pertama kali terobservasi oleh pelajar University of Arizona, Lujendra Ojha. Ia tengah mempelajari perubahan kecil yang ada di planet Mars ketika akhirnya menemukan struktur guratan tersebut.

"Saya bingung saat pertama kali melihatnya dalam gambar setelah saya memproses dengan algaritma," kata Ojha. "Tapi kami akhirnya sadar bahwa guratan itu ialah struktur berbeda dari yang ditemukan sebelumnya. Kami melihat bahwa ini struktur musiman dan bisa tumbuh hingga 200 meter dalam 2 bulan," sambung Ojha.

Konfirmasi struktur guratan yang tampak gelap dengan Compact Reconaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) memang tak menunjukkan tanda keberadaan aliran air secara langsung. Tapi, ini tak menutup kemungkinan adanya aliran air yang cepat kering atau hanya dalam jumlah sedikit di bagian sub permukaan.

Menjelaskan penampakan guratan yang gelap dan kemampuannya berubah menjadi terang, McEwen mengatakan, "Guratan tampak gelap bukan karena aliran air yang basah. Aliran air asin bisa menyusun kembali butiran-butiran atau mengubah kekasaran permukaan sehingga tampak gelap. Bagaimana guratan tampak terang lagi saat temperatur turun, belum ada penjelasan."

McEwen mengatakan, "Ini masih misteri saat ini. Tapi saya pikir ini misteri yang bisa dipecahkan dengan penelitian lebih lanjut."

Komas.com


Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn
READ MORE - NASA Temukan "Aliran Sungai" di Mars