Psikologi untuk Hancurkan Kepercayaan

Sunday, August 29, 2010

planet evolution (info) ,


Para ilmuwan sosial China menggunakan metode-metode belajar dari psikologi untuk memaksa pengikut Falun Gong untuk melepaskan kepercayaan mereka. (Wikimedia Commons)

Pada 1 Juli 2010, International Cultic Studies Association dari American Family Foundation mengadakan pertemuan tahunan di Fort Lee, Jersey City. Malam itu, tiga sarjana dari China berpartisipasi. Mereka pergi setelah kehadirannya mendapat protes keras dari para peserta lain.

Ketiga sarjana ini adalah sekretaris jendral dari Asosiasi Anti Pemujaan China, sesama peneliti dari Institut Penelitian Psikologi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, dan seorang profesor dari departemen psikologi Normal University, Shanxi.

Mereka semua telah menerima bantuan keuangan dari negara China untuk hasil pekerjaan mereka, yang dikhususkan untuk menganiaya para pengikut Falun Gong di China.

Secara khusus, mereka telah meneliti dengan menggunakan metode-metode yang dipelajari dari psikologi untuk membuat para pengikut Falun Gong melepaskan kepercayaannya. Salah satu dari mereka menganggap mereka bisa berpartisipasi dalam pertemuan tersebut karena pihak penyelenggara tidak mengetahui tentang tujuan dasar dari penelitian mereka.

Ketiga sarjana yang muncul di New Jersey adalah contoh dari sebuah tren umum yakni penyimpangan dari penelitian ilmiah di China demi untuk menganiaya praktisi Falun Gong.

Luka Terhebat

Siapa saja yang membaca laporan tentang penganiayaan terhadap Falun Gong akan terkejut pada perlakukan kejam yang harus diderita oleh para praktisinya. Dari perspektif praktisi sendiri, bahaya paling serius yang dilakukan kepada mereka adalah penderitaan psikologis.

Riset mengatakan bahwa waktu terpanjang seseorang dapat tetap terjaga (tanpa tidur) adalah 11 hari. Lewat batas ini akan menyebabkan kerusakan mental dan fisik yang tidak dapat diperbaiki. Tapi Zhang Yijie, seorang praktisi wanita dan mantan pegawai Departemen Perdagangan, telah dianiaya dan dipaksa tetap terjaga selama 42 hari karena ia menolak untuk meninggalkan kepercayaannya.

Setiap kali dia akan mulai tertidur, seorang polisi akan memegang kerah bajunya dan menuangkan air dingin ke dalam. Waktu itu sedang musim dingin, ia menjadi basah kuyup dan membeku kedinginan sampai ke tulang.

Selama waktu dia terisolasi dan disiksa, telah menderita segala macam siksaan fisik dan mental, polisi memainkan sebuah lagu untuknya. Salah satu lagu terkenal di China saat itu, "Ciuman Ibu." Lagu ini bercerita tentang kerinduan mendalam seorang putri terhadap ibunya.

Ms. Zhang sendiri adalah ibu dari seorang putra dan putri, dua-duanya masih duduk di bangku sekolah. Ketika melodi itu mulai dimainkan, ia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali sakit yang tidak bisa terhiburkan.

Ketika Ms. Zhang pertama kali masuk penjara, ia dimasukkan melalui evaluasi psikologis. Kerusakan badan dan pikiran yang dideritanya adalah dirancang dengan teliti oleh para ahli. Dalam beberapa bulan saja, metode penganiayaan yang kejam itu telah mengubah penampilan Ms. Zhang dari yang sehat, profesional muda yang energik, menjadi layu, tampak seperti wanita tua dengan rambut yang mulai memutih dan wajah yang penuh keriput.

Perlakuan yang diderita Ms. Zhang adalah sekelumit penganiayaan yang dialami oleh sejumlah besar praktisi Falun Gong. The Falun Dafa Information Center memperkirakan sekarang ini ada ratusan ribu praktisi di dalam Kamp-kamp kerja paksa China.

Aib Ilmu Pengetahuan

Melihat arah penelitian ilmu sosial di China selama 10 tahun terakhir, khususnya dalam dua atau tiga tahun setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada 1999, sejumlah besar dana untuk penelitian ilmu sosial telah dikhususkan untuk topik ini.

Panduan Penelitian Yayasan Ilmu Sosial yang diterbitkan oleh Kantor Perencanaan Nasional untuk Ilmu Psikologi dan Sosial, menentukan topik-topik apa yang akan diberikan dana penelitian. Tahun demi tahun, itu termasuk kategori anti pemujaan, atheisme, dan hubungan antara agama dan sistem sosial.

Sejumlah besar sarjana di China telah terpikat untuk bergabung dengan orang-orang yang menganiaya Falun Gong dengan menggunakan penelitian ilmiah sebagai senjata. Segala macam dalil telah digunakan untuk pendanaan ini . Banyak yang terfokus pada perspektif psikologis tentang cara untuk "mengubah" kepercayaan praktisi Falun Gong.

Setiap provinsi dan kota memiliki universitas, organisasi yang melakukan penelitian, dan institut riset lainnya yang dibawah kendalinya, dan para sarjana yang bergabung dengan badan-badan ini harus mengikuti perintah pemerintah ketika diberikan sebuah tugas politik. Jumlah studi yang ditugaskan pada topik ini adalah cukup besar.

Pada 18 Desember 2007, bos Partai komunis Hu Jintao, setelah mendengarkan laporan dari dua ahli agama, memberitahukan kepada biro politik Partai Komunis China (PKC).

"Dari ketinggian strategis, dalam keadaan baru, kita harus sepenuhnya memahami pentingnya pekerjaan agama-agama," demikian sebutnya.

Ini berarti bahwa PKC akan terus menggunakan kekuatan bangsa secara keseluruhan untuk secara komprehensif "mengubah" keyakinan kelompok-kelompok sosial. PKC sangat ketakutan akan kebebasan beragama sampai ke dalam sumsum tulangnya. Pada saat ini, sebuah kelompok spiritual terbesar di dalam masyarakat China telah ditempatkan dalam sebuah ujian suram. (EpochTimes/khl)

Dr. Sun Yanjun adalah profesor di Departemen Psikologi di Capital Normal University di Beijing. Pada 2008, ia dikirim ke University of Hawaii sebagai sarjana tamu. Pada 2009, ia secara terbuka menolak Partai Komunis China dan sekarang tinggal di Amerika Serikat. Dia menganggap dirinya beruntung bahwa sewaktu ia di China,ia tidak pernah diminta untuk melakukan penelitian tentang menganiaya orang lain. Artikel ini pertama kali diterbitkan di New Epoch Weekly.

0 komentar:

Post a Comment

silahkan memberikan komentar anda terhadap artikel ini