Mira atau Omicron Ceti adalah nama sebuah bintang raksasa merah yang memiliki ekor yang diperkirakan berjarak 200-400 tahun cahaya jauhnya di konstelasi Cetus. Wujudnya sebagai raksasa merah yang kembang-kempis dan secara periodik dan bisa diamati dengan mata telanjang. Bintang itu telah memikat para ahli astronomi sejak 400 tahun lalu.
Dibandingkan dengan raksasa merah lainnya, Mira memang berbeda. Ia bergerak jauh lebih cepat. Saat ini saja, catatan waktunya dalam membelah langit Bima Sakti terekam 130 kilometer per detik atau 300 kali lebih cepat daripada desing peluru. Bintang yang sejatinya akan menghempaskan seluruh komponen gas yang dimilikinya, meredup, lalu mati, itu diduga bisa melesat karena faktor gaya gravitasi bintang-bintang lain yang melintas di dekatnya.
Belum lama ini, misi Galaxy EvolutionExplorer (Galex) NASA menemukan satu bukti lagi bahwa Mira memang bukan bintang biasa. Sebuah fenomena mirip ekor komet,hanya berukuran antarbintang, ternyata membuntuti pergerakan Mira selama ini. Belum pernah ditemukan bintang lainnya yang seperti itu.
Misi Galex atau penjelajah evolusi galaksi menemukannya secara tak sengaja ketika memindai langit dengan sinar ultraviolet. Saat itu, Mira bersalin rupa laksana komet dengan ekornya yang begitu dahsyat,terbentang hingga 13 tahun cahaya jauhnya atau 20 ribu kali jarak rata-rata Pluto dari matahari. Jarak itu juga setara dengan jauhnya bintang tetangga terdekat, Proxima Centauri.
“Saya sangat terkejut ketika pertama kali melihatnya, benar-benar pemandangan tak terduga dari sebuah bintang yang sudah lama terkenal,”kata Christopher Martin dari California Institute of Technology di Pasadena, California.
Para astronom lain seperti segera bereaksi dan menyatakan, ekor Mira menawarkan kesempatan unik untuk bisa mempelajari bagaimana bintang-bintang, seperti matahari kita, mati dan menebar bibit sistem tata surya yang baru. Seiring dengan geraknya melanglang jagat raya,ekor Mira itu menyebarkan karbon,oksigen, dan unsur penting lainnya untuk pembentukan bintang-bintang, planet, dan bisa jadi kehidupan baru.
Yang lebih mengejutkan lagi, material itu ternyata telah dihambur-hamburkan oleh Mira selama30 ribu tahun. “Ini jelas-jelas fenomena baru dan kami masih berada dalam proses memahami reaksi fisika apa yang terlibat di dalamnya,” kata Mark Seibert, kolega Martin, dari Pusat Observasi, Carnegie Institution of Washingtondi Pasadena. “Kami berharap mampu membaca ekor Mira untuk mempelajari tentang kehidupan bintang,” katanya menambahkan.
Selain ekor, misi Galex menemukan busur gelombang kejut sebuah tipe susunan gas panas di muka bintang serta dua arus sinus dari material yang berasal dari muka dan punggung Mira. Para astronom penemunya berpikir bahwa busur gas panas berperan memanaskan gas yang dihempaskan bintang,menyebabkannya bercahaya ketika terpindai spektrum cahaya ultraviolet.
Material yang bersinar itu lalu bergulung-gulung di sekitar punggung bintang, menciptakan sebuah gelombang turbulensi mirip ekor yang sangat panjang. Martin menduga gelombang itu mungkin pernah lebih panjang lagi, “Tapi telah sirna oleh waktu.”
Ekor Mira itu hanya berkilau ketika dipindai dengan sinar ultraviolet. Itulah kenapa teleskop lainnya,termasuk Hubble, selama ini tak bisa mendeteksinya.
Martin dan California Institute of Technology berperan memimpin misi dan bertanggung jawab untuk operasi ilmiah dan analisis datanya. Selain dengan Seibert, Martin berkolaborasi dengan astronom dari Yonsei University di Korea Selatan dan Centre National d’Etudes Spatiales di Prancis.
Selama ini komet dikenal dengan sebutan bintang berekor. Gara-garanya, filsuf Aristoteles dulu melukiskan komet pertama kali sebagai bintang berambut.
Ekor Mira jelas tak sebanding dengan ekor-ekor komet. Sisa-sisa material yang dihempaskan Mira itu berskala antarbintang. Dalam gambar, Mira melesat dari kiri ke kanan. Begitu cepat sehingga ia menciptakan sebuah busur gelombang kejut terdiri atas gas di mukanya.
Gas itu memanaskan dan bercampur dengan gas hidrogen dingin dalam angin. Gas hidrogen panas kemudian mengalir ke sekitar punggung bintang, menciptakan sebuah riak.
Riak bercahaya karena ketika gas hidrogen dipanaskan,energi gas itu menjadi lebih tinggi. Ia melepaskan energinya dengan cara memancarkan sinar ultraviolet sebuah proses yang disebut fluorescence. Nah, Galex memiliki instrumenspesial yang mampu mendeteksi sinar dengan spektrum gelombang yang sama.
Cantik Karena Renta
Mira atau dikenal juga dengan Omicron Ceti sebenarnya adalah sebuah sistem bintang ganda. Mira A (yang besar dan kini terungkap berekor) tak sendirian berkelana di langit Galaksi Bima Sakti.
Ia ditemani Mira B, sebuah bintang kerdil putih yang berukuran lebih kecil dan cukup jauh. Keduanya saling mengorbit satu sama lain secara perlahan di sudut langit konstelasi Cetus, 350 tahun cahaya jauhnya dari bumi.
Miliaran tahun lalu, Mira A seperti matahari kita. Total massanya sebanding meski diameternya 400 kali lebih besar. Kini Mira A sudah sangat renta. Ia mulai tertelan menjadi apa yang biasa disebut bintang raksasa merah sebuah fase yang masih berjarak 4 sampai 5 miliar tahun jauhnya untuk matahari kita. Dalam fase ini, Mira A secara periodik tumbuh menjadi cukup terang sehingga bisa diamati dengan mata telanjang dari bumi. Mark Seibert menyebutkan, Mira A berkembang dan berkontraksi silih berganti setiap 332 hari.
Sejatinya, Mira A akan menghempaskan seluruh komponen gas miliknya dan berakhir dalam rupa kepompong penuh warna, disebut nebula. Nebula selanjutnya akan memudar bersama dengan laju waktu, menyisakan inti. Fase terakhir inilah yang disebut bintang kerdil putih.
Baik Mira A maupun Mira B sudah dikenal lebih dari 400 tahun. Bintang ganda itu bahkan sudah digunakan sebagai model standar dalam kelas-kelas astronomi tentang bintang yang berdenyut pada usianya yang senja. Saat itu, kebanyakan dari massanya luruh terbawa angin kosmik.
Mira A berkembang menjadi model favorit karena bukan bintang biasa. Ia bergerak sangat cepat. Desir arus angin yang ditinggalkan di belakangnya mirip ekor yang hanya terlihat dalam spektrum gelombang ultraviolet.
Sms gratis
Labels
- ahli (1)
- alam (7)
- arkeologi (1)
- astronomi (156)
- astronomi ver mand (2)
- berita (1)
- Binatang aneh / punah (68)
- Biologi (1)
- crop cicle (20)
- fakta (1)
- fenomena aneh (42)
- forex (1)
- foto misteri (10)
- Game (8)
- Ghost / Hantu (7)
- Hacking (1)
- Hewan aneh (15)
- Internet (4)
- kesehatan (1)
- Kexue (9)
- komputer (25)
- lain - lain (89)
- Legends (7)
- Lucu (18)
- makhluk misteri (115)
- manusia aneh (90)
- misteri (207)
- mummi (11)
- Ramalan (3)
- Robot (6)
- Sejarah (12)
- Selatpanjang (1)
- teknologi (9)
- tempat misteri (67)
- tengkorak aneh (7)
- tips dan trik (24)
- tips kesehatan (5)
- tips ponsel (9)
- UFO (33)
- Video misteri (16)
Archives
-
►
2012
(7)
- ► 07/01 - 07/08 (3)
- ► 02/19 - 02/26 (4)
-
►
2011
(182)
- ► 08/28 - 09/04 (1)
- ► 08/07 - 08/14 (9)
- ► 07/24 - 07/31 (5)
- ► 07/17 - 07/24 (1)
- ► 06/26 - 07/03 (1)
- ► 06/19 - 06/26 (3)
- ► 05/08 - 05/15 (13)
- ► 05/01 - 05/08 (1)
- ► 04/17 - 04/24 (15)
- ► 04/10 - 04/17 (4)
- ► 04/03 - 04/10 (2)
- ► 03/27 - 04/03 (38)
- ► 03/20 - 03/27 (37)
- ► 03/13 - 03/20 (24)
- ► 02/27 - 03/06 (10)
- ► 01/16 - 01/23 (7)
- ► 01/09 - 01/16 (11)
-
▼
2010
(776)
- ► 12/12 - 12/19 (19)
- ► 12/05 - 12/12 (8)
- ► 11/28 - 12/05 (1)
- ► 11/07 - 11/14 (16)
- ► 10/31 - 11/07 (3)
- ► 10/17 - 10/24 (10)
- ► 10/10 - 10/17 (7)
- ► 10/03 - 10/10 (5)
- ► 09/26 - 10/03 (47)
- ► 09/19 - 09/26 (7)
- ► 09/12 - 09/19 (11)
- ► 09/05 - 09/12 (18)
- ► 08/29 - 09/05 (20)
- ► 08/22 - 08/29 (28)
- ► 08/01 - 08/08 (16)
-
▼
07/25 - 08/01
(54)
- planet evolution (info) , Amerika memiliki berba...
- Foto Ular Raksasa di Borneo Ternyata Hoax
- Protocol Of Zions Lahir di Rumah Rotschilds Tahun ...
- Ooparts, Fenomena yang menentang waktu m
- Teori konspirasi : "NEW WORLD ORDER"
- Meteor Jatuh di Latvia (HOAX)
- Hewan-Hewan Yang Makannya Rakus
- 10 Teori Konspirasi Terbesar di Dunia
- sejarah apple
- Pemburu Wol Mammoth membantu Perubahan iklim
- Misteri Angka 4 Romawi Jam Gadang (Bukit tinggi)
- Sejarah Asal Usul Bendera Bajak Laut
- Sejarah Matematika
- Misteri "Angka Tuhan"
- Perjalanan Wisata Adolf Hitler Ke Kota Paris
- Misteri Angka 30 di Pentagon
- Misteri Punahnya Dinosaurus Dipastikan Karena Aste...
- planet evolution (info) ,Evolusi dan Dinosaurus. P...
- Ilmuwan Pecahkan Misteri Bangsa 'Hobit' Di Flores
- Misteri Bola Jabulani
- Misteri Kepunahan Dinosaurus
- Misteri Akhir Hayat Hitler
- Fenomena Gua Kristal (foto)
- Ilmuwan Bongkar Misteri Kuburan Dinosaurus Terbesa...
- Misteri Kisah Cinta Sang Ilmuwan
- Saint George Membunuh Naga lagi dan lagi
- Misteri Hilangnya 11 Hari di Tahun 1752
- Misteri Supernova
- Misteri Batu Kuno Peru : Manusia Hidup Bersama Din...
- Fenomena Sungai Full Color
- Fenomena Organisme Bioluminescent
- "Dropa Stones" Saksi Keberadaan Makhluk Luar Angkasa
- Fenomena Apaan Nih?
- 2012: Mekanisme Perubahan Bumi
- Komet Sudah 2 Kali Musnahkan Kehidupan
- Kiamat 2012, Hanya Dongeng dan Mitoskah?
- Elysia Chlorotica, Siput Yang Luar Biasa
- Turritopsis Nutricula, Ubur - Ubur Yang Abadi
- NASA Heboh! Suara Mengerikan dari Cincin Planet Sa...
- Para ilmuwan Berusaha untuk Memecahkan Senyuman Mo...
- Nuklir Bisa Selamatkan Bumi dari Kiamat Asteroid?
- stigmata
- Gunung Datar Terbesar di Dunia
- Memecahkan misteri 800-tahun Menara Miring Pisa
- Mira (Omicron Ceti) Bintang Raksasa yang Memiliki ...
- Leonardo da Vinci : Kisah Sang Masterpiece Yang Me...
- Matahari Meledak, Satelit Jadi Zombie
- Monyet di Latih Menembak di Taliban !!! Fakta atau...
- NASA Temukan Lubang Aneh dan Misterius di Bulan
- UFO yang tertangkap kamera dari Pesawat Terbang
- Baghdad Battery - Teknologi Listrik di masa Irak p...
- Gerhana Venus
- Misteri tengkorak-tengkorak aneh dari Peru
- NASA Ungkap Fenomena Penampakan Wajah Di Planet Mars
- ► 07/18 - 07/25 (10)
- ► 07/11 - 07/18 (9)
- ► 06/27 - 07/04 (26)
- ► 06/20 - 06/27 (43)
- ► 06/13 - 06/20 (33)
- ► 06/06 - 06/13 (27)
- ► 05/30 - 06/06 (88)
- ► 05/23 - 05/30 (173)
- ► 05/16 - 05/23 (63)
- ► 05/09 - 05/16 (29)
- ► 05/02 - 05/09 (5)
Mira (Omicron Ceti) Bintang Raksasa yang Memiliki Ekor
Saturday, July 31, 2010Christopher Martin
Aristoteles
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
silahkan memberikan komentar anda terhadap artikel ini