Sekitar 170 gedung di Jakarta memadamkan lampu selama satu jam mulai pukul 20.30-21.30 WIB. Acara simbolis pemadaman lampu di wilayah DKI Jakarta berpusat di Taman Air Mancur Pesona Monas dan dipimpin Wakil Gubernur DKI Prijanto. Berdasarkan situs Pemprov DKI, selama prosesi pemadaman lampu, Monas diisi dengan hiburan bernuansa hemat listrik. Kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, gelap gulita pada Sabtu (27/3) sejak pukul 20.30-21.30 WIB. Lampu-lampu taman di kawasan yang selalu ramai tiap malam minggu ini dimatikan untuk mendukung kegiatan global yang digelar World Wide Fund for Nature (WWF), “60 Earth Hour”. “Satu jam ini adalah simbolisasi, kita sebagai individu punya kontribusi kepada emisi yang kita hasilkan seperti listrik. Jika listrik terus dipakai, emisinya bakal meningkat ke atmosfer bumi yang menyababkan pemanasan global dan perubahan iklim,” ujar Direktur Program Iklim dan Energi WWF Indonesia Fitrian Ardiansyah. Namun berdasarkan pantauan, listrik di kawasan Monas tidak padam total. Beberapa lampu lalu lintas masih menyala. Beberapa papan reklame juga sebagian masih ada yang menyala. Selain di Monas, aksi serupa dilakukan di beberapa titik lain di Jakarta. Di Jalan Jenderal Sudirman-M.H. Thamrin misalnya. Seluruh lampu penerangan jalan dipadamkan sementara. Begitu pula dengan lampu yang biasanya menerangi air mancur Bundaran Hotel Indonesia.
Jakarta menjadi bagian dari 4.000 kota di 125 negara di dunia yang berpartisipasi dalam peringatan Earth Hour, Sabtu 27 Maret 2010. Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengharapkan partisipasi DKI Jakarta pada Earth Hour 2010 dapat menjadikan Jakarta lebih baik dari sisi efisiensi dan penghematan energi, sekaligus dalam upaya penanggulangan perubahan iklim. “Ini akan menanamkan pola hidup hemat energi bagi warga Jakarta,” kata Prijanto.
Direktur Program Iklim dan Energi WWF-Indonesia Firtian Ardiansyah mengatakan, dari Rio de Janeiro hingga perbukitan Los Angeles, 56 ibu kota negara dan 8 dari 10 kota metropolitan paling padat di dunia bergabung dalam momen perayaan tersebut. Hal itu sekaligus kontemplasi dengan melakukan satu hal kecil yang lintas batas, lintas generasi, dan lintas kepentingan. “Tidak hanya masyarakat dunia, masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta, juga mematikan beberapa bangunan ciri khas kota-kota besar, bangunan komersial, papan reklame, dan sekaligus ribuan rumah tangga,” ujar Fitrian.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmennya yang kedua kali setelah partisipasi pada 2009 dengan mematikan lima ikon Jakarta, yang sekaligus juga menjadi ikon nasional, yaitu Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya, Monas dan Air Mancur Pesona Monas, Gedung Balai Kota dan gedung-gedung pemerintahan, Patung Pemuda, dan Air mancur Arjuna Wiwaha. Melakukan konservasi energi dengan mematikan lampu selama satu jam, menurut Fitrian, tidak hanya berdampak besar pada upaya penanggulangan dampak perubahan iklim, tapi juga berdampak pada ekonomi.
Earth Hour di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Denpasar menunjukkan bahwa penduduk Indonesia memiliki keinginan besar untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sekaligus menyelamatkan iklim dunia.
Di Jakarta Swasta dan perorangan Kurang mendukung
Berbeda dengan dukungan penuh dari pemdam Ketika pemda DKI mematikan lampu jalan sepanjang jalan Sudirman dan Tamrin masih banyak tampak sebagian besar hotel, restoran dan mall sepanjang jalan tersebut terang benderang. Tampaknya kepedulian pemprov DKI tidak diikuti dengan sepenuhnya oleh pihak swasta yang ada di Jakarta.
Pemadaman listrik selama satu jam di lima ikon Jakarta antara pukul 20.30-21.30 telah menghemat 50 megawatt listrik. Bayangkan jika pemadaman dilakukan lebih sering. “Ini di DKI saya mendapat informasi, pemadaman satu jam menghemat 50 megawatt,” kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, setelah listrik di Balaikota kembali menyala pada pukul 21.30, Sabtu 28 Maret 2009. “Mudah-mudahan ini dapat memulai satu gaya hidup baru. Bisa memanfaatkan energi secara efisien dan efektif,” ujarnya.
Beberapa Selebritis Indonesia akan ikut meramaikan Earth Hour 2009 yang digelar pada 28 Maret 2009 nanti. Saat itu selama satu jam listrik di beberapa wilayah akan dimatikan Artis-artis ini, rencananya akan ikut dalam iklan layanan masyarakat yang disiapkan perusahaan elektronik Sharp. Sharp terpilih sebagai duta Earth Hour dari korporasi. Iklan ini akan ditayangkan mulai 22-28 Maret di 8 TV swasta, dan TV kabel nasional . Dalam keterangan tertulis Sharp disebutkan, artis yang mendukung antara lain Nugie, Addie MS, Katon Bagaskara, Hedi Yunus, Susi Susanti, Indra Bekti, Jay Subianto, Nakula dan Sadewa, Indi Barens, Cut Tari, Jay Subiakto, Sandra Dewi dan artis lainnya.
Kemal Stamboel, Ketua Badan Pengurus World Wild Life Fund Indonesia, menyatakan kegiatan satu hari ini adalah aksi simbolis. Faktor terpenting yang menentukan keberhasilan ini adalah perubahan gaya hidup menghemat energi secara jangka panjang. “Tidak hanya di Jakarta, tapi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia,” ujarnya. Kemal menambahkan, kampanye ini menunjukkan perilaku yang sederhana bisa dilakukan secara kolektif, maka bisa mengubah bumi menjadi lebih baik. Sebelumnya, Gubernur Fauzi Bowo memimpin aksi pemadaman listrik lima ikon Jakarta mulai pukul 20.30. Salah satu tempat yang dipadamkan adalah kantor Fauzi Bowo, Balaikota Jakarta.
Monumen Nasional termasuk ikon Jakarta yang mengikuti aksi global Earth Hour 2009 yakni pemadaman listrik selama satu jam. Namun tak semua bagiannya dimatikan listriknya: puncak Monas masih bercahaya. Monas merupakan satu dari lima ikon yang dimatikan listriknya pukul 20.30-21.30 ini. Empat ikon lainnya itu yakni Bundaran Hotel Indonesia, Gedung Balaikota Jakarta, Patung Pemuda, dan Air Mancur Arjuna Wiwaha. Namun saat pemadaman resmi dilakukan di Balaikota Jakarta, puncak Monas ternyata masih benderang. Ratusan peserta aksi global di Balaikota melihatnya dengan jelas, termasuk Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo.
“Menurut aturan, lampu di puncak Monas memang tak boleh dimatikan sepanjang negara kesatuan masih ada,” kata Fauzi Bowo, menjelaskan, Sabtu 28 Maret 2009. Dan acara Earth Hour pun masih terus berlangsung sampai pukul 21.30. Di tengah temaram cahaya lilin di Balaikota, musisi Nugie menghibur tamu dengan gitar akustiknya. Juga ada aksi acapella dari Jamaica Cafe.
di Yogjakarta
Partisipasi masyarakat Yogyakarta begitu tinggi pada aksi global mematikan lampu selama satu jam untuk “Earth Hour 2010″, Sabtu (27/3) malam. “Mereka mematikan lampu mulai pukul 20.30 WIB hingga pukul 21.30 WIB,” ungkap Felix Krisnugraha dari pihak penyelenggara Earth Hour 2010 di Yogyakarta. Menurut dia, partisipasi masyarakat membanggakan bagi Kota Yogyakarta yang baru tahun ini menyelenggarakan aksi bersama untuk “Earth Hour”. Felix Krisnugraha mengatakan meskipun tidak sedikit warga Yogyakarta yang tidak peduli terhadap kegiatan ini, namun secara umum partisipasi masyarakat cukup menggembirakan.
Puncak aksi bersama untuk “Earth Hour 2010″ Yogyakarta dipusatkan di simpang empat Tugu dan simpang empat depan Kantor Pos Besar yang diikuti ratusan warga dari berbagai elemen serta berbagai organisasi kepemudaan. Namun demikian ada sejumlah masyarakat yang sinis dan mengatakan sudah sering ada pemadaman oleh PLN. Aksi di simpang empat Tugu diawali dengan menekan saklar untuk mematikan lampu di tempat itu oleh finanalis Puteri Indonesia 2009 dari Yogyakarta Ayu Rianna Amardhi dan diikuti sejumlah Dhimas Dhiajeng Yogyakarta serta sejumlah perwakilan organisasi kepemudaan. Kemudian ratusan peserta aksi ini menyalakan lilin secara bersama-sama.
Pada waktu yang bersamaan hampir seluruh lampu penerangan jalan di sepanjang Jalan Mangkubumi dan lampu di sejumlah baliho juga dimatikan. Hanya lilin yang menyala di sepanjang jalan itu. “Kami sangat berterimakasih, karena mereka telah mendukung aksi ini dengan mematikan lampu selama satu jam,” kata Felix Krisnugraha
Tempat Terkenal di Dunia akan Gelap
Sebanyak 1.200 tempat terkenal di dunia, termasuk Piramida di Mesir, Menara Eiffel di Prancis, dan Kota Terlarang di China akan gelap gulita Sabtu 27 Maret 2010. Sejumlah ikon dunia bergabung dalam kampanye perubahan iklim global dengan mematikan lampu selama satu jam. Mematikan lampu dilakukan di banyak Landmark terkenal di dunia, seperti Menara Eiffel, Big Ben, Colosseum Roma, Sydney Opera House dan Kota Terlarang Beijing.
Di Amerika, pemadaman berlangsung di Empire State Building di New York, National Cathedral di Washington, DC, dan kantor pusat Coca-Cola di Atlanta, serta banyak situs dunia lainnya.
Sekitar 4.000 kota pada lebih dari 120 negara mematikan lampu secara sukarela untuk mengurangi konsumsi energi. Di Eropa, Italia, Menara Miring Pisa dan Arc de Triomphe di Paris dan bangunan-bangunan tua di Jerman menjadi gelap. Amsterdam tergolong paling banyak mematikan lampu-lampu kota, termasuk Bandara Schiphol, Artis Zoo dan Amsterdam Arena.Istana Buckingham dan gedung Parlemen Inggris juga gelap seperti halnya Landmark London terkenal lainnya, termasuk St Paul Cathedral dan Royal Albert Hall, serta Edinburgh Castle di Skotlandia.”Ini penting bagi kita untuk menjaga lingkungan dan masa depan anak-anak kita. Kita bisa membuat perbedaan jika kita bertindak sekarang dan bertindak bersama-sama,” kata Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, yang mematikan lampu di Downing Street di London.
Ikon Moskow, State University yang bertengger di atas sebuah bukit yang menghadap ke kota juga menghilang dalam kegelapan. Stadion Luzhniki dan hotel-hotel di Ukraina juga gelap. Bahkan, restoran di Vladivostok menggelar Lilin Malam, mempromosikan Earth Hour.Swedia mematikan lampu di kantor pusat pemerintah di Stockholm, istana kerajaan dan jalan-jalan di beberapa kota. Istana Presiden Taiwan dan sekurang-kurangnya 20 gedung pencakar langit di Taipei menjadi gelap, sementara ratusan lilin Taiwan ditempatkan di sebuah lapangan di luar balai kota.”Malam ini, ratusan juta orang yang membesarkan suara mereka dengan mematikan lampu mereka. Ini adalah tindakan sederhana, tetapi panggilan kuat untuk bertindak,” kata Direktur Jenderal WWF, James Leape.
Tahun lalu, sekitar 88 kota mengambil bagian dalam Earth Hour, yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa serta perusahaan-perusahaan global, kelompok-kelompok nirlaba, sekolah, ilmuwan dan selebriti.
Orchad Road Singapura Gelap Gulita.Pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang Orchard Road, Singapura, akan ikut memperingati Earth Hour dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan selama sekitar satu jam pada Sabtu pekan ini. Lebih dari sepuluh pusat perbelanjaan (mall), termasuk mal-mal baru, di sepanjang jalan padat wisatawan ini mematikan lampu mulai pukul 8.30 malam waktu setempat. Gerakan mematikan lampu ini merupakan upaya untuk menunjukkan bahwa dengan perjuangan bersama, umat manusia bisa membuat perubahan dalam memerangi emisi karbon dan perubahan iklim.
Earth Hour digagas oleh World Wide Fund for Nature (WWF), salah satu organisasi konservasi terkemuka dengan hampir lima juta pendukung di berbagai negara. Sng Ngoi May, ketua asosiasi bisnis Orchard Road Business Association (ORBA), mengatakan, mematikan lampu adalah cara mudah dengan jutaan pesan. Selama Earth Hour, mall, hotel, restoran, dan tempat bisnis lain di Orchard Road akan bergabung dengan jutaan orang di seluruh dunia untuk menunjukkan bahwa melalui cara sederhana ini. “Kita semua bisa membuat perubahan untuk mengurangi konsumsi energi,” kata Sng, seperti dikutip dari laman surat kabar Straits Times.
Kebanyakan mall di Singapura juga akan menggelar berbagai kegiatan dan promosi berkaitan dengan Earth Our. Mall Wisma Atria akan menggelar kegiatan hitung mundur (countdown) hingga menjelang Earth Hour, dan juga kegiatan memandang bintang. Sedangkan CapitaLand akan menggelar pesta Earth Hour Lights-Out. “Kami harap kegiatan ini merintis langkah pertama menuju kolaborasi jangka panjang dalam mendidik para pembeli (shopper) mengenai gaya hidup dan konsumsi yang lebih ramah lingkungan,” kata Amy Ho, Direktur Pelaksana WWF Singapura.
Gerakan ini bersama dengan jutaan orang dari berbagai negara. Mereka akan mematikan lampu dalam momen “Earth Hour”, sebuah gerakan akar rumput bertujuan untuk memerangi perubahan iklim. Tahun ini, memasuki tahun keempat, event ini akan menjadi event terbesar dengan ribuan kota di 125 negara bersiap untuk ambil bagian dalam gerakan ini. Sebanyak 37 negara yang tahun lalu belum turut serta, tahun ini ikut berpartisipasi.
Meski Konferensi Kopenhagen menghasilkan output lembek dan baru-baru ini muncul kontroversi terkait teori-teori mengenai perubahan iklim. Publik masih berharap akan ada tindakan nyata untuk menghindar dari bencana pemanasan global, seperti yang dikatakan penggagas Earth Hour, Andy Ridley. “Semacam ada kelelahan publik pada faktor politik yang mengelilingi (isu perubahan iklim), tetapi warga dunia lebih sangat termotivasi tahun ini dibanding tahun lalu,” kata Ridley pada sebuah kantor berita seperti dikutip surat kabar Straits Times.
Ditangani oleh organisasi konservasi lingkungan, WWF, “Earth Hour” dicanangkan pertama di Sydney, Australia, pada tahun 2007. Dengan 2,2 juta orang mematikan lampu di rumah dan kantor selama 60 menit merujuk pada konsumsi listrik dan polusi karbon di dunia.
Kampanye itu melaju ke tingkat global pada tahun berikutnya, dan Sabtu ini, lebih dari 1.200 tempat-tempat terkenal di dunia akan mematikan penerangan pada pukul 8.30 malam waktu setempat. Pelaksana kampanye menyebut event ini sebagai “24 jam gelombang harapan dan aksi”.
Apakah Earth Hour itu ?
Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh WWF (World Wide Fund for Nature, juga dikenal sebagai World Wildlife Fund) dan diadakan pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya, meminta rumah dan perkantoran memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim. Earth Hour dicetuskan oleh WWF dan The Sydney Morning Herald tahun 2007, ketika 2.2 juga penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak perlu. Setelah Sydney, banyak kota-kota lain di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada tahun 2008. Earth Hour 2010 akan dilaksanakan tanggal 27 Maret 2010 mulai pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat.
Di antara para peserta tahun 2009 adalah, untuk pertama kalinya, Markas Besar PBB di New York City.[6] PBB memperkirakan bahwa partisipasinya akan menghemat energi listrik senilai $102. [7]
Untuk meningkatkan kesadaran untuk Earth Hour 2009 selama satu minggu sebelumnya, Arla Foods mewarnai karton susu mereka menjadi hitam-kelabu dari yang biasanya putih-hijau.
Laporan memperlihatkan bahwa Amerika Serikat menempati peringkat teratas partisipasi Earth Hour dengan 80.000.000 orang, 318 kota dan 8 negara bagian berpartisipasi. Filipina berpartisipasi dengan 647 kota dan desa atau lebih dari 15 juta penduduk Filipino diperkirakan bergabung dalam pemadaman lampu satu jam pada 20:30 – 21:30 waktu lokal. Diikuti oleh Yunani dengan 484 kota dan desa, dan Australia dengan 309 kota. [8] [9]
Salah satu provinsi Kanada, Ontario, tak termasuk kota Toronto, memperlihatkan penurunan permintaan listrik sebesar 6% sementara Toronto mengalami penurunan 15.1% (hampir berlipat dari 8.7% di tahun sebelumnya) setelah banyak perkantoran digelapkan, termasuk CN Tower.[10]
Operator listrik Swedia Svenska Kraftnät mencatat penurunan konsumsi listrik 2.1% dari jumlah yang diperkirakannya antara pukul 20:00 dan 21:00. Di jam berikutnya, jumlah ini mencapai 5%.[11] Ini menyamai konsumsi sekitar setengah juta rumah dari total 4.5 juta rumah di Swedia.
Menurut Perusahaan Listrik Vietnam, permintaan listrik Vietnam turun hingga 140.000 kWh selama Earth Hour. Filipina mampu menghemat 611 MWh listrik selama masa satu jam tersebut, dan dikatakan sama dengan mengistirahatkan selusin pembangkit listrik tenaga batubara selama satu jam.
Saluran TV yang berpartisipasi
- National Geographic Channel Asia menunda siaran pada 28 Maret 2009 pukul 20.30 hingga 21.30.
- Saluran berita kabel ABS-CBN Broadcasting Corporation Filipina, ANC berhenti siaran selama Earth Hour.
- 8TV Malaysia berhenti siaran selama satu jam mulai 20:30.
- Canal 5 di Meksiko berhenti siaran selama satu jam di Mexico City pada pukul 20:30.[rujukan?]
- Cartoon Network dan Magic 105.4 FM menyiarkan Earth Hour pada pukul 20:30 selama acara ini berlangsung.
- National Geographic Channel menunda program regulernya selama satu jam dan memperlihatkan cara mengurangi konsumsi listrik selama Earth Hour.
- DhiTV dan Villa TV berhenti siaran selama satu jam di Maladewa mulai 20:30.
- Radio internet Zone 105 dan X FM Naga di Naga City, Filipina berpartisipasi dalam Earth Hour 2009 dengan memadamkan seluruh peralatan mereka dan mulai berhenti pada pukul 20:30 (GMT +8).
Earth Hour 2008
Earth Hour 2008 diadakan secara internasional pada 28 Maret 2008 mulai pukul 20.00 hingga 21.00 waktu setempat, menandai perayaan pertama acara ini. Dengan 35 negara di seluruh dunia berpartisipasi sebagai kota peserta resmi dan lebih dari 400 kota juga mendukung, Earth Hour 2008 diselenggarakan di tujuh benua. Markah tanah terkenal di seluruh dunia memadamkan lampu mereka untuk Earth Hour, termasuk Sydney Opera House (Sydney, Australia), Empire State Building (New York City, AS), Sears Tower (sekarang Willis Tower, Chicago, AS), Golden Gate Bridge (San Francisco, AS), Bank of America Plaza (Atlanta, AS), Space Needle (Seattle, USA), Pegunungan Table (Cape Town, Afrika Selatan), Colosseum (Roma, Italia), Royal Castle (Stockholm, Swedia), London City Hall (Britania Raya), CN Tower (Toronto, Kanada), SM Mall of Asia, SM Science Discovery Center (Manila, Filipina), Suva (Fiji), Nidaros Cathedral (Trondheim, Norwegia), Royal Liver Building (Liverpool, Britania Raya), Menara Kembar Petronas (Kuala Lumpur, Malaysia), KL Tower (Kuala Lumpur, Malaysia), Kuil Buddha Wat Arun (Bangkok, Thailand) dan Azrieli Center (Tel Aviv, Israel).
Situs web resmi untuk acara ini, earthhour.org, menerima sekitar 6.7 juta pengunjung dalam minggu-minggu menjelang Earth Hour. Situs web lain juga ambil bagian dalam acara ini, dengan halaman utama Google menjadi “gelap” pada hari ketika Earth Hour dilaksanakan.
Menurut survei online Zogby International, 36 juta orang berpartisipasi dalam Earth Hour 2008. Survei ini juga memperlihatkan peningkatan 4 persen dalam kesadaran terhadap masalah lingkungan seperti perubahan iklim, langsung setelah acara ini.
Sebelum 2008, San Francisco telah menjalankan program “Lights Out” bulan Oktober.[26] Untuk tahun 2008, waktunya dipindahkan ke 29 Maret agar dapat bersamaan dengan Earth Hour Australia. Ini juga terjadi supaya 2008 menjadi tahun ketika Earth Hour menjadi kegiatan internasional dan San Francisco diminta sebagai kota mitra Earth Hour. Daripada memiliki acara saingan, San Francisco memutuskan mendukung Earth Hour dan semua kegiatan Lights Out sekarang menjadi bagian dari kegiatan internasional Earth Hour. Sejak Earth Hour tahun 2008 diselenggarakan hari Sabtu, banyak sekolah menengah atas di Wilayah Toronto Raya berpartisipasi dengan memadamkan setengah lampu di ruang kelas selama jam terakhir sekolah hari Jumat, 28 Maret 2008. Meskipun slogan Earth Hour 2008 secara resmi adalah, “See the difference you can make,” iklan radio resmi berakhir dengan, “Dark city, bright idea.”
Tel Aviv menjadwalkan Earth Hour mereka pada Kamis 27 Maret 2008 untuk menghindari benturan dengan Sabbath. Dublin memindahkan Earth Hour mereka ke antara pukul 9 dan 10 malam, karena lokasi geografisnya di utara.
Energi yang dihemat
Menurut WWF Thailand, Bangkok mengurangi penggunaan listrik sebesar 73.34 megawatt, yang berarti satu jam sama dengan 41.6 ton karbon dioksida.[29] Bangkok Post memberikan jumlah 165 megawatt-jam dan 102 ton karbon dioksida. Ini sangat kurang dibanding kampanye yang dicanangkan Balai Kota Bangkok satu tahun sebelumnya di bulan Mei yang mengatakan 530 megawatt-jam dihemat dan 143 ton emisi karbon dioksida dipotong.
Di Filipina, tercatat oleh Philippine Electricity Market Corp. bahwa konsumsi tenaga jatuh hingga sekitar 78.63 megawatt di Metro Manila, dan 102.2 megawatt di Pulau Luzon.[31] Permintaan maksimum turun hingga 39 MW terjadi pada pukul 20.14 di Metro Manila dan 116 MW pada 8.34 di Pulau Luzon.
Toronto menghemat 900 megawatt-jam listrik. 8.7% dihemat bila diukur dengan malam Sabtu biasa pada bulan Maret.
Irlandia, secara keseluruhan memiliki pengurangan penggunaan listrik sebesar 1.5% pada malam itu.[34] Dalam periode tiga jam antara 18:30 dan 21:30, terdapat pengurangan 50 megawatt, menghemat 150 megawatt-jam, atau sekitar 6 ton karbon dioksida. Ini menghemat kurang dari jumlah keluaran karbon satu orang Irlandia selama satu tahun penuh.
Di Dubai, sementara lampu luar di beberapa markah tanah besar dipadamkan dan lampu jalan di beberapa wilayah diredupkan hingga 50%, Electricity and Water Authority melaporkan penghematan 100 megawatt-jam listrik. Ini merupakan pengurangan 2.4% penggunaan listrik dibandingkan jam ini dimulai.
Hasil terbaik berasal dari kota Christchurch, Selandia Baru. Kota ini melaporkan pengurangan 13% penggunaan listrik. Tetapi Transpower melaporkan bahwa konsumsi tenaga Selandia Baru selama Earth Hour adalah 335 megawatt, lebih tinggi dari rata-rata 328 megawatt dua Sabtu sebelumnya.[37] Melbourne, Australia menghemat 10.1% penggunaan listriknya. Sydney, kota yang berpartisipasi dalam Earth Hour 2007 dan 2008, menghemat 8.4% konsumsi listrik. Walaupun lebih rendah daripada 10.2% di tahun 2007, direktur eksekutif Earth Hour Andy Ridley mengklaim bahwa setelah mempertimbangkan ruang kesalahan, partisipasi kota ini sama seperti tahun sebelumnya.
Hasil terburuk berasal dari Calgary, Kanada. Konsumsi tenaga kota naik 3.6% selama penggunaan listrik mencapai puncaknya di jam itu. [39] Di Calgary, cuaca memainkan peran besar dalam konsumsi tenaga, kota ini mengalami cuaca 12 °C lebih dingin dari temperatur Sabtu sebelumnya.
Perayaan di seluruh dunia
- Istana kerajaan Denmark, Istana Amalienborg dan Istana Gråsten, digelapkan atas perintah Ratu.
- Nelly Furtado mengadakan konser gratis di Nathan Philips Square di Downtown Toronto untuk merayakan Earth Hour.]
- Di Toronto, Ontario, Environmental Outreach Team dari mahasiswa Universitas York menjalankan sesi informasi Earth Hour pada sore hari, dan Observatorium Universitas York memberikan sesi observasi umum tambahan.
- Aktivitas melihat bintang diadakan di Ontario Science Centre di Toronto dan David Dunlap Observatory di Richmond Hill’s David Dunlap Observatory.
- Astronomy Ireland menggunakan teleskop bertenaga tinggi di Phoenix Park Dublin untuk membolehkan orang-orang melihat langit malam, yang biasanya ramai dengan cahaya kota.
- Di Tel Aviv, Israel, sebuah konser gratis oleh Knesiyat Hasekhel diadakan di Rabin Square. Tenaga yang dibutuhkan untuk konser ini berasal dari sekumpulan pesepeda yang menggerakan generator pedal. Keseluruhkan tenaga disuplai oleh pembakaran generator yang menggunakan minyak falafel untuk tenaga.
- Di Atlanta, CEO WWF AS, Carter Roberts dan Walikota Atlanta, Shirley Franklin secara simbolis menekan saklar raksasa dalam siaran langsung di televisi yang memulai gelombang pemadaman lampu di bangunan-bangunan di kota itu.
- Di San Francisco, sebuah acara publik yang diadakan EEF AS dihadiri oleh Walikota Gavin Newsom, pemain skateboard sekaligus peraih medali emas Brian Boitano, drummer Grateful Dead Mickey Hart dan selebriti lainnya. Mereka berkumpul untuk menyaksikan lampu dipadamkan dan mendengar musik Jason Damato.
- Di Kuala Lumpur, Malaysia, lampu menara kembar tertinggi di dunia, Menara Kembar Petronas dipadamkan.
- Di Mesir, lampu dipadamkan di Sphinx dan Piramida Besar Giza pada pukul 20:30-21:30.
Google
Earth Hour juga menerima publisitas gratis dari Google. Mulai 12:00 siang tanggal 29 Maret 2008 hingga akhir Earth Hour, halaman utama Google di Amerika Serikat, Kolombia, Kanada, Denmark, Irlandia dan Britania Raya menggunakan latar belakang hitam. Slogan mereka adalah, “We’ve turned the lights out. Now it’s your turn – Earth Hour.” Sebuah kesalahpahaman populer bahwa latar belakang hitam dalam situs web mengurangi konsumsi tenaga pada monitor; monitor LCD menggunakan jumlah tenaga yang tetap tanpa melihat apa warna halaman webnya. Lain halnya dengan monitor LED Organik[50], meskipun tidak terlalu banyak digunakan.
Saluran TV
Earth Hour diliput secara luas di Amerika Serikat dengan segmen di Oprah, NBC Nightly News, CBS Evening News, The Today Show, Good Morning America, CNN, CNN International, The Weather Channel dan lainnya. Beberapa stasiun TV di Amerika Serikat melakukan liputan langsung termasuk NBC di Atlanta yang menyiarkan Earth Hour selama satu jam selama acara itu.
The Weather Network Kanada memindahkan studionya ke luar bangunan antara pukul 20.00 dan 21.00 EDT untuk Earth Hour, hanya menggunakan lampu LED selama jam itu The Agenda dengan Steve Paikin di TVOntario menjalankan programnya secara penuh hanya menggunakan cahaya lilin.
Earth Hour 2007
Menurut jumlah yang diberikan EnergyAustralia, sebuah lembaga lokal, konsumsi listrik saluran utama untuk kegiatan tahun 2007 di Sydney lebih rendah 2% selama Earth Hour daripada yang diperkirakan pada waktu itu, kondisi cuaca dan konsumsi empat tahun terakhir terus berubah. Herald Sun menyamakannya dengan “menyingkirkan 48.613 mobil dari jalan raya selama satu jam.” Pengkritik, terutama Kolumnis Andrew Bolt, mencapnya sebagai “Pemotongan yang sangat sedikit ini dipertanyakan – sama dengan menyingkirkan enam mobil dari jalan raya selama setahun”. Secara konteks, enam mobil sama dengan menyingkirkan enam mobil dari jalan raya pada waktu tertentu di siang atau malam hari. Menanggapi kritik ini, penyelenggara Earth Hour menegaskan bahwa “Bila pengurangan gas rumah kaca yang tercapai di CBD (distrik bisnis sentral) Sydney selama Earth Hour dipertahankan selama satu tahun, maka jumlahnya sama dengan menyingkirkan 48.616 mobil dari jalan raya selama setahun.” dan mereka juga mencatat bahwa tujuan utama Earth Hour adalah memunculkan kesadaran terhadap masalah perubahan iklim dan “mengkspresikan bahwa aksi setiap orang dalam skala besar dapat membantu mengubah planet kita menjadi lebih baik.” dan bukan mengenai pengurangan energi spesifik yang dibuat selama jam itu yang dibutuhkan.
Angka 10.2% sendiri ditantang oleh David Solomon, seorang mahasiswa keuangan di Universitas Chicago. Tanpa merujuk sumber data atau metode analitis yang ia klaim ia gunakan, Solomon mengatakan ia menggunakan data penggunaan listrik selama delapan tahun untuk menyimpulkan bahwa penurunan yang terinspirasi dari Earth Hour adalah 6.33%, dan itupun setelah faktor potensial lainnya ikut dimasukkan, 2.10%, “secara statistik tak terlepaskan dari nol.”[53] Di sejumlah daerah di Belahan Utara, terjadi twilight pada pukul 8 malam, menghapus beberapa keuntungan dari acara ini.
Peliputan Fairfax Media
Media Watch, sebuah acara televisi yang mengikuti pers, melaporkan klaim bahwa The Sydney Morning Herald dan The Age telah salah beroperasi dan bahkan memanipulasi foto acara ini. Program ini memperlihatkan foto Sebelum dan Sesudah yang dipublikasikan oleh suratkabar dan menyatakan bahwa foto ini mungkin ya atau mungkin tidak dimanipulasi melalui peliputan yang dilebih-lebihkan, mengambil foto “sebelum” 2 hari sebelumnya, karena banyak perkantoran memadamkan lampu mereka selama malam itu, menghapus keakuratan perbandingan foto sebelum dan sesudah di malam yang sama.
The Australian, sebuah suratkabar saingan, mengatakan bahwa jurnalis suratkabar Age di Melbourne mengklaim bahwa mereka telah ditekan untuk tidak menulis cerita negatif mengenai Earth Hour karena perjanjian sponsor perusahaan. Tanggal 10 April, sebuah pernyataan dari jurnalis mengklaim bahwa “Reporter ditekan untuk tidak menulis cerita dan topik negatif setelah jadwal yang dicantumkan oleh penyelenggara Earth Hour.
Kritik terhadap Earth Hour
Christian Science Monitor mengatakan bahwa banyak lilin terbuat dari parafin, sebuah hidrokarbon berat yang diolah dari minyak bumi, suatu bahan bakar fosil, dan bergantung pada banyaknya lilin yang dinyalakan satu orang (bila menggunakan lilin ketika Earth our), benar atau tidak mereka biasanya menggunakan lampu fluorescent compact, dan sumber energi apa yang digunakan untuk memberikan listrik bagi mereka, dalam beberapa hal, menggantikan bola lampu dengan lilin akan menyebabkan peningkatan, daripada penurunan emisi karbon dioksida.
Sebuah perayaan alternatif “Human Achievement Hour” dipromosikan oleh think tank liberal Competitive Enterprise Institute untuk merayakan kemajuan atas kemakmuran manusia. Partisipan perayaan ini diminta untuk “merayakan penapaian kemanusiaan seperti makan malam, menyaksikan film, berkendara, menyalakan penghangat di rumah”.
Ayn Rand Institute menulis, “Orang-orang menghabiskan enam puluh menit dalam kegelapan, aman dalam arti bahwa keuntungan dari lingkungan industri hanya beda satu saklar saja… Lupakan satu jam dengan padamkan lampu. Bagaimana dengan Earth Month… Coba habiskan satu bulan dalam kegelapan tanpa penghangat, listrik, kulkas; tanpa pembangkit listrik atau generator; tanpa produk pembantu, hemat waktu, dan penyelamat yang menjadi mungkin bila ada energi listrik.”
Meskipun mendukung Earth Hour, “Carbon Sense Coalition” menginginkan agar Earth Hour berganti nama menjadi “Blackout Night,” dan diadakan di hari terpendek dan terdingin pada satu tahun”… untuk mempersiapkan penduduk dunia untuk hari-hari gelap mendatang”.
Bjorn Lomborg, pengarang The Skeptical Environmentalist, menulis, “Sudah seharusnya menjadikan tenaga surya dan teknologi baru lainnya lebih murah dari bahan bakar fosil secara cepat sehingga kita dapat mengurangi sumber energi karbon lebih banyak daripada satu jam dan membuat planet ini terus beraktivitas… Bahan bakar fosil memberikan kita pencerahan, dengan menerangi dunia kita dan memberikan kita perlindungan dari berbagai masalah. Sangat ironis bahwa simbolisme murni hari ini harus dikembalikan ke era kegelapan.”
Read more: http://wawanwae.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-related-post-posting.html#ixzz0rTVhPOvn